Kamis, 30 Juli 2009

wekekkz akhirna xihae bikin fanfict setelah menempuh cobaan pe-er2 iang kagak ada abisnya trus datang silih b'ganti mengancam tidur 10 jamku!!!!! mianhae, i'm still a beginner, need ur help for my next work

P.S. tiap karakter di crita ini memanggil orang lain dgn nama keluarga

---

Cast(s): SUJU members

Disclaimer:
characters in this story are not mine, they are inspired from suju and a combination of personality of suju members (in my imagination) with the original characters in hana-kimi. adapted from original story HANAZAKARI NO KIMITACHI E by Hisaya Nakajo



-PART 1- Getting into the 1/2 Boys' Dormitory

Ini adalah kisah dari SM Gakuen, all-boys school, yang murid-muridnya sangat populer di kalangan gadis-gadis remaja sampe ibuk-ibuk bahkan nenek-nenek. Sekolah ini dibagi menjadi 3 dorm/asrama. Salah satu asrama yang paling beken, asrama dua, terdengar kabar bahwa akan ada anak pindahan dari Amerika yang bersekolah di sana.

SM Gakuen-Second Dormitory,

Sama seperti hari-hari sebelumnya, menjelang malam, anak-anak asrama dua sibuk melepaskan kegilaan mereka. Mereka menyebutnya dengan ritual buang sial. Ya, anak-anak asrama dua menganut ajaran ‘sesat’ yang berisi empat pokok ajaran utama:

1: sesatkan buku matematika sebagai pengganti bantalmu, niscaya ia menjadi saksi kucuran air terjun yang keluar melalui mulutmu. Mantap.

2: sesatkan buku kimia ke dalam mimpimu, niscaya dirimu tidak akan pernah mengenal kata tidur untuk yang kedua kalinya.

3: sesatkan buku fisika sebagai pengganjal tempat tidurmu, niscaya ia akan menjadi jaminan kenyamanan tidurmu terlepas dari guncangan akibat adanya kaki tempat tidur yang ndengklek satu.

4: sesatkan buku biologi ke kamar mandimu, niscaya kau tidak akan pernah mengenal kata POPULASI, karena apa yang akan kau baca jika tulisan di buku itu luntur semua.

Kegiatan itu pun terhenti ketika seseorang membuka−lebih tepatnya mendobrak –pintu asrama. Awalnya kejadian itu sempat mendapatkan perhatian anak-anak asrama dua, tetapi ketika mereka tau bahwa yang datang adalah Sekime Hankyungo, mereka tak acuh saja. Bahkan, mereka pun lupa nama Hankyung. Ya, Sekime Hankyungo adalah orang yang paling terlupakan di asrama dua padahal kontribusinya di asrama dua yang notabene sebagai penjaga kelestarian perut anak-anak asrama cukup besar. Terakhir kali mereka mengingat nama Hankyung adalah ketika studi keluar sekolah. Hankyung bisa mengikuti studi itu setelah ketinggalan bus asrama padahal ia hanya pergi ke toilet selama 10 menit. Buset dah.

Kesal karena ia tidak diperhatikan, Hankyung naik ke atas meja. “Woi, udah pada denger gosip yang lagi hot di sekolah ini?” tanyanya tiba-tiba, memecah keheningan di dalam asrama.

“Gosip apa?” tanya anak-anak asrama dua tertarik.

“Jangan-jangan gosip Senior Teukie yang punya pacar baru ya?” sahut Nakao Sungminri emosi. Jari-jarinya yang terlatih sering nyubit-nyubit tangan anak-anak SM yang mulus karena ketahuan deket-deket sama Nanba Mieeteuki sekarang sibuk mendarat di kepala Hankyung.

“Basi dah, kagak up to date. Itu mah udah 2 minggu yang lalu, Senior Teukie dapet cewek St. Generation yang kakinya kayak jalan tol itu lho” Shuichi Nadonghae bersuara dan seketika itu pula berhasil meloloskan pendaratan satu jitakan super keras ala Sungmin di kepalanya.

“Ngaco ah. Bukan ntu yang aku maksud. Bloon lu pada. Nih dengerin ya…” Hankyung memutar-mutar jari telunjuknya. “Sini, pada deketan…”

Anak-anak asrama dua mendekatkan dirinya ke Hankyung. Bahkan, saking deketnya Donghae sempat terdorong sehingga nggak sengaja mencium rambut Hankyung.

“Oi, Sekime, rambut lu dah berapa bulan kagak keramas? Sumprit temennya sumpit, baunya sama kayak keteknya Nakao.”

Hankyung mengendus rambutnya tidak setuju. “Aje gile, masak rambutku yang baru dari salon gini disamain sama keteknya Nakao. Kaki lu kale yang baunya nyamain keteknya Nakao.”

Ketika mereka berdua sibuk berkotek yang mana yang lebih mirip keteknya Sungmin, rambut Hankyung atau kaki Donghae, leader asrama dua, Nanba Mieetuki datang melerai.

“Diam. Menurut kabar yang aku dengar dari Megumi Tennoji-In, ketua asrama satu, kelas 2C akan kedatangan murid baru dari Amerika.” Teukie menyela.

“Cowok apa cewek, Senior?”

“Cowek! “ jawab Teukie setengah meledak. “Ya cowok lah, emang lu pikir ini sekolah khusus perempuan? Mana ada cewek nyasar ke sekolah cowok. Bego lu pada.”

“Weitz, asyik donk kita punya serep buat ulangan bahasa inggris.” celoteh Hankyung, yang disambut Donghae dengan pukulan kecil di bahunya.

Teukie terdiam sebentar.

“Masalahnya…” katanya. “Murid baru itu jago lari 100 m sedangkan kalian tau sebentar lagi festival olahraga sekolah akan diselenggarakan. Jika murid baru itu sampe masuk asrama satu atau tiga, matek deh kene, is dead. Ngandelin Shuichi aja nggak bisa, soalnya ntu bocah kalo penyakit sarapnya balik, kita kalah.”

“Lha, sejak kapan kita berkewajiban menang, Senior?”

Sunyi.

“Sejak aku taruhan dengan ketua asrama satu bakal gundulin kepala kalo kita kalah di festival sekolah.” ujar Teukie sedih. Pandangannya menerawang jauh membayangkan dirinya yang ganteng dibotakin kepalanya. Tidaaaak. Itu nggak boleh terjadi, pikirnya ngeri.

“Senior Teukie, menurut temanku yang sekarang sedang ada di belakang Senior, murid pindahan itu nggak bakalan tertarik dengan masalah kebotakan Senior.” kata Kayashima Taiyesung sambil menunjuk ke belakangTeukie.

Teukie merinding. Ia melirik ke belakang, tapi nggak ada siapa-siapa. Sialan, Kayashima, gue kan paling anti sama yang kagak keliatan, pikirnya.

Sementara Teukie sibuk dengan pikirannya yang ngelantur kagak beres, Donghae dan Hankyung diam-diam mendekati Sano Kibummie.

“Ssst, Sano, kita kerjain murid pindahan itu yuk?” ajak Hankyung. Donghae diam saja.

Kibum melihat kedua teman asramanya dingin, “Nggak minat.” Ia pun pergi dari ruangan itu.

Donghae yang melihat sikap Kibum menjadi panas. Ia tidak suka dengan sifat Kibum. Ia menganggap Kibum pecundang sejak Kibum tidak mau melompat lagi. Bukan, bukan lompat tali tapi lompat tinggi. Kibum itu kan salah satu atlet lompat tinggi berbakat yang pernah ada. Beberapa bulan yang lalu, kaki Kibum terluka dan harus vakum sementara waktu dari kejuaraan. Namun, sampai sekarang Kibum tak kunjung mau melompat. Tiap diajak maen engklek aja kagak pernah mau apalagi nglompatin palang. Entah apa yang dipikirkan Kibum, Donghae nggak ngerti. Baginya, mundur dari sepak bola seperti Kibum mundur dari lompat tinggi sama saja gantung diri. Kheeek.

Donghae dan Hankyung cuman bisa ngeliat Kibum sampai ia salah belok dan natap tembok .

---

Keesokan paginya, Kibum sedang berjalan sendirian di halaman SM.

Yah, telat lagi deh, pikirnya.

Akhir-akhir ini Kibum emang sering telat bangun pagi soalnya bergadang nonton BBF –Boys Before Flower-yang lagi diputer di indosiar. Gara-gara sinetron inayah yang selalu tayang full 2 jam, menggeser jam tayang BBF jadi sinema tengah malam. Kibum sih sah-sah aja nonton inayah soalnya seru tuh film ada orang hamil, bayinya bisa olahraga muter-muter badan emaknya. Dari perut pindah punggung, bosen di punggung pindah ke jidat, dari jidat kagak betah balik lagi ke perut. Gila, bayi jaman sekarang udah canggih euy.

Tiba-tiba, GUBRAK. Seseorang menabraknya hingga buku-buku, tas, sandal jepit, kursi, meja, kulkas (lebay dah) berjatuhan. 

Gomen, mianhae, excuse-moi, scusami, sorry, maaf.” kata cowok asing itu. Dengan muka menunduk, cowok itu sibuk memungut barang-barangnya lalu pergi secepat kilat.

Kibum melongo. Anak jaman sekarang bisa pake 6 bahasa asing sekaligus!

Ia hampir melangkah ketika dilihatnya sepatu yang tergeletak di depan. Gimana caranya sepatu bisa nyasar sampe sini?, tanyanya dalam hati. Punya anak yang tadi? Kagak mungkin! Mana ada orang nabrak yang ngilang sepatunya. Sebelahan lagi.

Tanpa pikir panjang, Kibum mengambil sepatu itu dengan pikiran lumayan bisa dapet duit kalo dijual ke tukang loak.

---

SM Gakuen-2C,

Ashiya Mihyukkie, pertama kali datang ke njepang setelah bertahun-tahun hidup di Amerika. Gara-gara ditipu sama tukang ojek yang ada di terminal (???) ia pun harus memutar naik shinkansen agar dapat ke SM Gakuen, sekolah barunya.

Sialnya, nggak di terminal nggak di sekolah, ia pun harus berumpat-umpat ria abis ditubruk orang. Sesampainya di kelas 2C, ia pun ditertawakan teman-teman masa depannya karena pake sepatu sebelahan.

Udah jatuh, ketiban tangga, ketiban ember, ketimpuk bola lagi. Itu yang dialami Hyukkie.

Seperti adat yang diwariskan turun-temurun di sekolah, anak pindahan biasanya mendapat perlakuan spesial alias dikerjain abis-abisan. Dengan kepala benjot-benjot, Hyukkie berjalan ke tempat duduknya dan yang lebih memalukan lagi, ia harus mencium sol sepatu butut gara-gara kesandung-lebih tepatnya disandung-kaki Hankyung.

"Anak baru, pindah dari Amrik?" tanya Hankyung.

Hyukkie mengangguk.

"Sprinter?" giliran Donghae bertanya.

"Iya."

Donghae melihat kaki Hyukkie yang kurus kering.

"Latihan berapa kali?"

"Lima"

"Lima kali seminggu?"

"Bukan, lima kali sehari."

Gubrak. Donghae tersentak plus tersungkur dari kursinya.

"Nama kamu?"

"Ashiya Mihyukkie."

Donghae manggut-manggut. Nggak sengaja ia menyenggol bukunya hingga terjatuh. Dengan sigap ia memungut buku itu tapi tanpa sengaja jarinya bersentuhan dengan tangan Hyukkie yang ikut membantu Donghae mungut buku.

Deg. Entah kenapa jantung Donghae berdetak. Salting, ia sesekali melirik Hyukkie. Wajah Hyukkie terlalu mulus untuk ukuran cowok.

Penasaran, Donghae bertanya, "Ashiya, lu cowok apa cewek sih? Sering facial ya?"

Hyukkie cuman tersenyum. Gue cewek tulen, bego.

-to be continued-

0 Comments:

Post a Comment